Jumat, 27 Mei 2011

“ Sebuah Ruwayat tentang kalung ajaib “

Khutbah Jum’at di masjid “ NURUL IMAN “ Meuruya , Kembangan

Rahmat Allah semoga senantiasa meliputi kita semua

Sebagaimana biasa, sebagai wajibnya khatib berwasiat taqwa, maka mari kita bertaqwa dengan sama-sama memanifestasikan ketaqwaan kita melalui jihad ekomomi, karena kelemahan bangsa kita adalah pada titik rawan ini. Disebabkan urusan yang sejengkal yang merupakan kebutuhan vital hak biologis manusia berupa sandang, pangan dan papan..maka bangsa kita terpuruk dalam berbagai dekadensi moral.

Hadirin, agar selaras dengan sunah, maka khutbah ini sangat singkat, dan agar menjadi perhatian bersama hingga kita bisa menyimaknya dengan seksama dari awal hingga akhir, izinkan khatib beri judul khutbah ini dengan judul :

“ Sebuah Riwayat tentang kalung ajaib “

Pada bulan Jumadil Akhir/ Tsani ini, beberapa negara berpenduduk muslim sedang merayakan HARI IBU SEDUNIA atas lahirnya putri Rasulullah SAWW yang bernama Sayidah Fathimah az Zahra as. Jika ditanya apa manfaatnya ? Maka khatib balik bertanya, siapa figur centre remaja putri kita saat ini selain artis-artis yang tidak karuan ? Bisakah mereka disalahkan karena tak memiliki figur center yang islamy ? Mengapa lebih setuju anak remaja kita ikut merayakan valentine day dari pada merayakan hari lahirnya SAYYIDATU NISAIL ‘AALAMIIN ( ibu para wanita sedunia / salah satu nama dari 19 nama beliau ) ?

Hadirin yang di rahmati Allah.

Sebelum Rasululah SAWW dilahirkan, masyarakat arab sangat merendahkan derajat wanita .Allah subahanahu wata’ala dalam salah firmanNya memvisualkan wajah orang jahiliyah yang tiba-tiba menghitam karena malu jika mendapat anak perempuan, saking malunya. Umar bin Khatab mengubur putrinya hidup-hidup dan sering menampar keras adik wanita dan Hafsah putrinya yang masih hidup. Namun setelah Rasulullah lahir membawa cahaya Islam, maka peradaban bangsa arab saat itu terjadi perubahan, wanita meningkat derajatnya bahkan 3 tingkat dibanding lelaki jika ia seorang ibu. Rasulullah SAWW sering memanggul Sayidah Fathimah as untuk memperlihatkan kebanggaannya memiliki seorang putri. Kendati demikian, sekelompok orang yang dalam hatinya terbersit kemunafikan, mereka berteriak bersora melecehkan Rasulullah saat Sayidah Fathimah as lahir :” Raja Arab telah ABTAR/ terputus generasi karena tak punya keturunan lelaki ) “ Begitu ledekan mereka. Allah langsung merespon saat kekasihNya dihina seperti itu, Allah berfirman : إنَّا أعْطَيْنَاكَ الكَوْثرَْ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إنَّ شَانِئَكَ هُوَالأبْتـَرْ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorban lah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus ”

Apa hikmah kita memperingati hari lahir Sayidah fathimah alayhassalam ? Untuk generasi hedonis dan glamour dan telah mengikis rasa kemanusiaannya, maka kita ambil sikap kedermawanan beliau.

Suatu hari Rasulullah SAWW duduk di masjid dan dikelilingi oleh para sahabat. Tidak lama kemudian seorang tua bangka dengan pakaian compang-camping datang menghampiri mereka. Usia tua dan kelemahan badannya telah merenggut segala kekuatan yang dimilikinya. Rasulullah SAWW menghampirinya seraya bertanya tentang keadaannya. Ia menjawab: “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang papa dan lapar, berikanlah aku makanan. Aku telanjang, berikanlah kepadaku pakaian. Aku hidup menderita, tolonglah aku”. Rasulullah SAWW menjawab: “Aku sekarang tidak memiliki sesuatu (yang dapat kuberikan kepadamu). Akan tetapi, orang yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, sebenarnya ia juga memiliki saham dalam kebaikan tersebut”.

Setelah berkata demikian, Rasulullah SAWW menyuruhnya untuk pergi ke rumah Fathimah a.s. Ia pergi ke rumahnya dan sesampainya di sana ia menceritakan segala penderitaannya. Ia menjawab: “Aku pun sekarang tidak memiliki sesuatu (yang dapat kuberikan kepadamu)”. Setelah berkata demikian, ia melepas kalung yang dihadiahkan oleh putri Hamzah bin Abdul Muthalib kepadanya dan memberikannya kepada pria tua itu seraya berkata: “Juallah kalung ini, insya-Allah engkau akan dapat memenuhi kebutuhanmu”.

Setelah mengambil kalung tersebut pria tua itu pergi ke masjid. Rasulullah SAWW masih duduk bersama para sahabat kala itu. Pria tua itu berkata: “Wahai Rasulullah, Fathimah memberikan kalung ini kepadaku untuk dijual demi memenuhi segala kebutuhanku”. Rasulullah terisak menangis. Amar Yasir berkata: “Wahai Rasulullah, apakah Anda mengizinkan kalung ini kubeli?” “Siapa yang membelinya, semoga Allah tidak mengazabnya”, jawab Rasulullah SAWW singkat.

Amar Yasir bertanya kepada pria tua itu: “Berapa kamu mau menjualnya?” “Aku akan menjualnya seharga roti dan daging yang dapat mengenyangkanku, pakaian yang dapat menutupi badanku dan 10 Dinar sebagai bekalku pulang menuju rumahku”, jawabnya pendek.

Amar Yasir berkata: “Kubeli kalung ini dengan harga 20 Dinar emas, makanan, pakaian dan kuda (sebagai tungganganmu pulang)”. Ia membawa pria tua itu ke rumahnya, lalu diberinya makan, pakaian, kuda dan 20 Dinar emas yang telah disepakatinya. Setelah mengharumkan kalung tersebut dengan minyak wangi dan membungkusnya dengan kain, ia berkata kepada budaknya: “Berikanlah bungkusan ini kepada Rasulullah, dan aku juga menghadiahkanmu kepada beliau”.

Rasulullah SAWW akhirnya menghadiahkan kalung dan budak tersebut kepada Fathimah a.s. Fathimah a.s. mengambil kalung tersebut dan berkata kepada budak itu: “Aku bebaskan engkau di jalan Allah”. Budak itu tersenyum. Fathimah a.s. menanyakan mengapa ia tersenyum. Ia menjawab: “Wahai putri Rasulullah, kalung ini yang membuatku tersenyum. Ia telah mengenyangkan orang yang kelaparan, memberikan pakaian kepada orang-orang yang tak berpakaian, menjadikan orang fakir kaya, memberikan tunggangan kepada orang yang tidak punya tunggangan, membebaskan budak dan akhirnya ia kembali pemilik aslinya”.

Hadirin..dari riwayat ini mari kita berdoa semoga kita bisa mendidik bangsa kita dengan memperhatikan pendidikan calon-calon ibu. Sesiapa yg berhasil mendidik satu anak wanita maka sama saja telah mendidik suatu bangsa, sebab ibu adalah sekolah pertama bagi suatu bangsa. Semoga kita & mendapat syafaat Rasulullah dan keluarganya yg Allah sucikan/! Aamiin ya Raabal ‘aalamiin !