Minggu, 05 Juli 2009

Jihad ilmiyah

Mari kita baca beberapa phenomena di sekeliling kita semoga jangan menjadi bahan ungkapan keluhan tanpa solusi, tapi justru, sebagaimana dokter, menganalisa penyakit agar tahu apa sebabnya dan apa obatnya dan itulah inti terdalam manfaat dari " membaca ".Apa saja penyakit masyarakat yang kini terbaca oleh kita ?

1.Banyak percekcokan antar madzhab yang terkadang dibeberapa tempat sampai tumpah darah bukan cuma caci maki .

2.Banyak kelompok merasa paling benar bahkan paling suci sendiri. Ada anekdot orang ketabrak yang lama ditolong karena musyawarah dulu ” ikhwan apa bukan ?”.

3.Banyak yang terkejut melihat "sesuatu yang baru" lalu bingung antara ikut atau menolak.

4.Kalau menerima sesuatu sering langsung menelan tanpa dikunyah dulu, tanpa IQRA atau mengkaji hingga ke dalam dulu sehingga timbul fanatik buta dan berbuat sesuatu tanpa dasar yang kuat ibarat bangunan fondasinya rapuh.

5.Kalau menolak sesuatu pun juga membabi buta tanpa IQRA atau mengkaji sampai dalam, sehingga cenderung mudah menjadi hakim dadakan yang langsung memvonis bid'ah dan sesat.

6.Umat kita saat ini menjadi kacung umat lain karena banyak yang gaptek ( gagap teknologi ).Sumber Daya Alam banyak dikuasai umat lain karena kebodohan dalam Ilmu Pengetahuan berawal dari salah mendidik generasi, kalo udah bisa cari duit tak perlu sekolah tinggi-tinggi ! Dalam surat arrahman diceritakan bahwa jika ada 2 pertemuan laut ( laut continental ) maka disana ada perrmata dan berlian. Tapi karena umat tidak IQRA maka barang tambang itu diambil orang kafir!

7. Umat Islam dulu tidak membeda dan memilah-milah mana urusan dunia mana urusan akherat, mana ilmu dunia mana ilmu agama. Umat Islam sekarang telah termakan ajaran ulama palsu dari Belanda; Snouk HourGronye yang menggali Islam untuk menghancurkan dari dalam, sehingga kita jadi sekuler. Ada yang ngurusi dunia melulu ada yang ngurusi akherat saja ! Tidak faham makna SHOLEH yang sesungguhnya!

8. Ulama dulu, usai tahajud dal baca qur’an lahirlah science dan teknologi, ulama sekarang usai tahajud dan baca qur’an lahirlah fatwa bahwa si anu sesat si anu salah. Dari Iqranya yang dalam terhadap ayat2 lafdziyah dan ayat kauniyah melahirkan sikap mendahulukan akhlaq diatas fiqih berbeda dengan umat Islam saat ini yang mendahulukan fiqih ringkihnya diatas segalanya.
9.Umat Islam saat ini terkadang merasa lebih ”nyunah” dengan membid’ahkan orang lain dan lebih merasa tauhidnya paling bersih padahal dengan sikap mereka saat ini maka justru tauhidnya rusak.
Hal-hal diatas tidak akan terjadi jika umat mau mengamalkan ;
1. إقرا بسم ربك الذى خلق
" Kajilah dengan asma Tuhanmu yang telah berkreatifitas mencipta !"
2. هل يستوى الذين يعلمون والذين لايعلمون
"Samakah orang yang memiliki pengetahuan dan yang tidak memiliki pengetahuan ?"
3. يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أتوالعلم درجــات
"Allah akan mengangkat beberapa derajat orang di antaramu yang beriman dan meraka yang belajar ilmu pengetahuan "

Dasar Pemikiran Pentingnya Pendidikan Al-Qur’an
A. Sumber Al-Qur’an
1. “Alif Laam Miim, Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS. 2 : 1-2).
2. “Hai manusia , sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu’jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur’an)” (QS. 4 : 174).
3. “Hai manusia telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada, petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah : Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. 10 : 57-58).
4. “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tidak mau memahaminya?” (QS. 21 : 10).
5. “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran”. (QS. 54 : 17. 22, 32, 40).
B. Sumber Al-Hadist
 “Didiklah anak-anakmu dengan tiga hal perkara : mencintai Nabimu, mencintai ahlubaitnya dan gemar membaca Al-Qur’an” (HR. Ath-Thabrani).
 “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari).
 “Hak anak atas orang tuanya ada tiga : memberi nama yang baik ketika baru lahir, mengajarkan Kitab Al-Qur’an ketika sudah bisa berfikir dan menikahkannya ketika sudah dewasa” (HR. Ahmad).
 “Barangsiapa yang ingin bercakap-cakap dengan Allah, maka bacalah Al-Qur’an” (HR. Muslim).
 “Sesungguhnya seseorang yang pagi-pagi pergi untuk mempelajari ayat-ayat dalam Al-Qur’an lebih baik daripada shalat sunat seratus rakaat” (HR. Turmudzi)
C. Sumber Maqalah Ulama
 Ibnu Khaldun dalam buku “Muqaddimah” nya, ia menjelaskan bahwa pengajaran Al-Qur’an itu merupakan fondasi pengajaran bagi seluruh kurikulum, sebab Al-Qur’an merupakan salah satu “syiar agama” yang menguatkan aqidah dan mengokohkan keimanan.
 Ibnu Sina dalam buku “As-Siyasah” nya, menasehatkan agar kita mulai mengajar anak dengan pengajaran Al-Qur’an. Seluruh potensi anak, baik jasmani maupun akalnya hendaknya dicurahkan untuk menerima pelajaran Al-Qur’an ini agar anak mendapat bahasa asli dan agar aqidah bisa mengalir dan tertanam kokoh dalam kalbunya.
 Dr. Sayyid Quthub dalam Tafsirnya “Fi Zhilalil Qur’an” menegaskan bahwa maju dan mundurnya Umat Islam sangat tergantung kepada mengerti atau tidaknya umat terhadap kitab sucinya.
 Prof. Dr. Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah, (Guru besar Universitas Al-Azhar Kairo, dalam buku pengantar “Studi Al-Qur’an”, beliau mengatakan hendaknya musabaqah Al-Qur’an yang harus digalakkan adalah ‘Musabaqah Memahami Al-Qur’an’ bukan hanya membacanya.
 Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam bukunya “Wawasan Al-Qur’an” mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah ‘bacaan yang sempurna’, tiada suatu bacaanpun sejak menusia mengenal baca tulis sejak 5000 tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Al-Qur’an adalah sumber yang tak pernah kering, ia layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing.

D. Sumber Undang-Undang di Indonesia
 Surat Keputusan Bersama Dua Mentri (Mendagri dan Menag) No. 128 dan No. 44A, 13 Mei 1982 tentang “Usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur’an bagi umat Islam dalam rangka peningkatan, penghayatan dan pengamalan Alqur’an dalam kehidupan sehari-hari”.
 Instruksi Mentri Agama RI Nomor 3 Tahun 1990, tentang Pelaksanaan upaya peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur’an.
 Instruksi Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor 08 Tahun 1991, tentang : Upaya mempercepat peningkatan gerakan baca tulis Al-Qur’an di kalangan masyarakat Islam.
 Pidato Wakil Presiden RI pada pembukaan STQ Nasional X tanggal 26 Juli 1994, di Jakarta : “Mengajak kepada umat Islam untuk menjadikan gerakan pemahaman makna, isi dan kandungan Al-Qur’an secara nasional, sehingga dengan demikian diharapkan nilai Al-qur’an dapat menjadi landasan moral, etika dan spiritual yang kokoh bagi pembangunan nasional Indonesia.
 Undang-Undang RI no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terutama Pasal 30 tentang Pendidikan Keagamaan.
E. Sumber Historis
 Zaman Nabi Muhammad Saw dan empat sahabat Khulafaurrasyidin merupakan generasi terbaik yang dilukiskan dalam Al-Qur’an (QS. 3 : 110). Disebut generasi terbaik karena mereka mampu membaca, memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memperbaiki kebobrokan moral, kebodohan, mengangkat martabat dan kemuliaan manusia, bahkan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup lahir dan batin dalam ikatan persaudaraan dan kemanusiaan. (Sayyid Quthub dalam tafsirnya “Fizhilalil Qur’an”).
 Pada saat Islam berkembang di Persia, umat Islam mampu membangun kemajuan dalam berbagai disiplin ilmu, seperti Al-Kindi (Ahli Filosof), Al-Khawarizmi (Ahli Astronomi, Penemu Al-goritma dan Al-jabar), Al-Farabi (Pencipta alat musik Al-Qanun yang kemudian dikenal piano), Ar-Razy (Ahli ilmu kedokteran dan kimia), Ibnu Sina (Ahli ilmu falak dan ilmu bumi alam), Abu Raihan Al-Biruni (Filosof dan Fisikawan Ulung), Ibnu Yunus (Ahli ilmu falak dan ilmu alam), Ibnu Ridhwan (Ahli ilmu kedokteran), Al-farghani (Ahli Astronomi), Jabir Ibnu Hayyan (peletak dasar ilmu Kimia), Ibnu Al-Nafis (Dokter, penemu system peredaran darah), Ibnu Haitham (Peletak dasar ilmu Optik), Al-Zahravi (Ahli badah muslim terkemuka), As-Shakawi (Peletak dasar ilmu sejarah Islam). Panglima Zheng He (Ahli kelautan, Penemu Benua Amerika). Kemajuan-kemajuan Islam pada masa ini, sesungguhnya banyak diinspirasi oleh pesan-pesan ayat Al-Qur’an, karena mereka dapat memahami, kemudian mereka mengembangkan dan terus mengeksplorasi, sehingga akhirnya apa yang telah mereka lakukan sangat bermanfaat untuk peradaban manusia selanjutnya termasuk dunia barat. Maka tak heran jika saat ini Islam bagian Persia ( Iraq dan Iran ) lebih maju daripada Islam di Saudi.
F. Sumber Sosio
1. Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan mayoritas beragama Islam sehingga akar budaya Islami yang ada di masyarakat cukup kuat, seperti :
 Tradisi mengaji di mesjid, surau, mushala, dan lain-lain.
 Tradisi khataman Al-Qur’an yang bersatu dengan budaya masyarakat.
 Guru dan para orangtua umumnya sudah merasa puas ketika mengantarkan putra-putrinya bisa membaca Al-Qur’an. Padahal Kewajiban umat Islam kepada kitab sucinya tidak terbatas hanya dalam hal membaca.
 Fenomena inilah yang mendorong perlunya Al-Qur’an diajarkan kepada umatnya secara komprehensif (Kaffah) dan integral melalui Taman Pendidikan Al-qur’an.
2. Arus Globalisasi dan kemajuan IPTEK terkadang seringkali membawa dampak yang negatif, malah bisa bersifat destruktif (merusak). Apabila hal ini tidak diantisipasi oleh semua pihak, maka dikhawatirkan akan merugikan bagi umat dan genarasi Islam, seperti ; berkembangnya narkoba, pergaulan bebas, tauran pelajar, kenakalan remaja, aborsi remaja, pornografi dan pornoaksi, kurangnya pendidikan dan pembinaan akhlak, pengaruh negatif dari media televisi dan media cetak, dll. Semua dampak negatif tersebut menuntut semua pihak khususnya orangtua agar lebih selektif, aktif dan lebih cerdas dalam memberikan pendidikan agama Islam sejak dini bagi putra-putrinya. Apabila kenyataan ini dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya upaya mengatasinya secara profesional, maka dikhawatirkan nasib umat Islam menjadi terbelakang dan mengekor tanpa pegangan yang benar.

Imam 'Aly karramahullah wajhahu menyampaikan pesan penuh hikmah tentang posisi manusia dihadapan informasi / ilmu pengetahuan :
رجل يدرى و يدرى أنه يدرى فهو عالم فاتبعه
Orang yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu dia itu ALIM, maka ikutilah ia 1
رجل يدرى ولا يدرى أنه يدرى فهو غافل فنبه
Orang yang tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tahu dia itu lalai, maka ingatkanlah ia !

رجل لا يدرى و يدرى أنه لا يدرى فهو جاهل فعلمه
Orang yang tidak tahu dan tahu bahwa dirinya tidak tahu dia itu bodoh, maka ajarlah ia !

رجل لا يدرى ولا يدرى أنه لا يدرى فهو جاهل مركب فاجتنبه
Orang yang tidak tahu dan tidaktahu bahwa dirinya tidaktahu dia itu bodoh kwadrat, maka jauhilah ia !
Untuk tiepe terakhir yakni :
Orang yang tidak tahu dan tidaktahu bahwa dirinya tidaktahu biasanya dikasih tahu tak mau tahu, eh tahu –tehu sok tahu ! jadi kalau digambarkan kira-kira seperti diabawah ini ;

saya tahu -----> <<-------- orang tidak tahu

orang tahu -----> <<-------- saya tidak tahu

Keterangan Gambar :

<<-------- = garis wajib belajar

-----> = garis wajib mengajar

Mari kita perhatikan tanda garis panah. Muncul ketika salah satu ada yang tahu atau salah satu ada yang tidak tahu. Tapi ketka sama-sama tahu dan sama-sama tidak tahu, maka garis itu tidak muncul. Berarti kita tidak usah menghabiskan waktu pada 2 posisi tersebut. Untuk apa kita cari tahu padahal sama-sama tidak tahu atau sama-sama sudah tahu. Garis belajar dan mengajar ini ada dalam sabda Rasulullah SAW:
كن عالما أو متعلما أو مستمسعا أو محبا ولا تك خامسا !
"Jadilah orang alim/yang tahu, atau jadilah orang yang belajar atau cari tahu,atau jadilah orang yang mendengarkan pengetahuan atau jadilah orang yang mencintai ilmu, dan jangan menjadi orang yang ke lima ! ".
Yang dimaksud ke lima adalah tidak menjadi salah satu dari empat posisi tersebut. " sudah bukan orang alim alias bodoh, nda mau belajar,nda mau mendengar, dan nda mencintai ilmu !".
Orang yang senatiasa belajar dan belajar tiada henti maka ia akan terbebas dari penjara kebodohan yang menyiksanya dengan berbagai penyakit-penyakit hati dalam memandang apa yang Allah hadirkan kepadanya. Orang yang senantiasa membaca ilmu allah di alam ini tidak akan mudah menolak dan menerima apa yang hadir, ia akan hati-hati hingga berhasil terkuak rahasia hidup ini.
Dalam blog saya di internet, saya tulis kisah seekor anak semut.
Ada seekor semut yang baru menetas di samping semut mamanya, ia bertanya ;
" Ma, apakah kehidupan hanya sebesar ruang korek api yang kita tempati ini ? apakah hanya kita yang ada dalam kehidupan ini ? Apakah hanya ini kebenaran yang kita tahu ini ? "
" Sudahlah! Recok kali kau! Baru netes kemaren sore saja banyak kali tanya !"
Saat malam tiba, semut mungil itu mengintip dan menggigit lubang korek api,lalu keluarlah ia dan barulah ia thu bahwa kotak korek api yang selama ini mamanya diami ada didalam bungkus rokok, dan ada tiga ekor semut lain disana.
" Maaf, mau tanya; apakah kehidupan hanya sebesar ruang bungkus rokok yang kita tempati ini ? apakah hanya kita yang ada dalam kehidupan ini ? Apakah hanya ini kebenaran yang kita tahu ini ? " tanya semut kecil itu kepada tiga ekor semut penghuni bungkus rokok.
" aduuuh..kamu bocah baru ceprot kemaren sore pake nanya segale ! Ikuti saja apa yang ada pada kami ! Kalau namya macam-macam nanti sesat ! "
" Lho..Jangan marah dong ! Saya kan Cuma nanya! Salahkah yang bertanya ?"
Seperti biasa, rasa penasaran semut kecil ini membuat ia kembali beraksi mencari ilmu ilahi dengan gigihnya. Ia mencari dan mencari dengan mengitari semua ruang dimensi dengan harapan ada secercah cahaya Ilahy. Dan akhirnya ia jumpai cahaya, ia egera keluar dari kegelapan menuju cahaya, minadzulumaat ilan nuur ! Ternyata yang selama ini kebenaran hanya seperti yang mereka sangka bisa terbantahkan oleh fakta usai jihad ilmiyah ia laksanakan. Ternyata kotak korek api didalam kotak rokok, dan kotak rokok berada di dalam kotak sepatu, ada puluhan semut disana, dan kotak sepatu berada di dalam kotak indomie, ada ratusan semut disana, kotak indomie berada di dalam kotak tv, kardus tv berada dalam kardus kulkas, kardus kulkas berada dalam sebuah gudang yang dikerubuti ribuan semut.Lalu sang semut keluar dari gudang, ia terbengong seraya beristigfar : " Astagfirullah..! Maafkan hambaMu Ya Allah ! Selama ini telah memenjarakan kebenaran di dalam tempurung otak hamba yang sempit ! "
Nah, dengan menghayati cerita di atas, semoga memacu kita untuk semangat mengkaji, tidak mudah mengangggap sesat dan tidak mudah terbawa arus sehingga kita menjadi hamba Allah yang diridloi. Aamiin !
Bagi masyarakat muslim Indonesia saat ini tiada salahnya memetik hikmah dari awal sikap orang kafir qurays saat pertama datang dakwah Rasul. Mereka tidak seperti orang Indonesia yang langsung main bakar motor yang mereka sangka hasil curian padahal sedang mogok ! Tidak ! Kafir qurays tidak langsung mengintimidasi Rasul tapi bermusyawarah dulu dan mengutus duta paling faseh untuk bertanya tentang maksud dakwah Rasul dengan catatan : ” Diam dan dengarkan apa kata Muhammad tentang agamanya !?”
Perhatikan kata-kata ”Diam dan dengarkan !” Sekilas orang kafir qurays itu seperti secara alami mengamalkan ayat yang belum turun tentang bahwa orang beriman itu harus mau belajar mendengar. الذين يستمعون القول ثم اتبع أحسنه
Nampaknya semakin terasa saat ini dengan maraknya pendidikan dan kebebasan bicara kita malah kehilangan kearifan untuk belajar mendengar dan berakhlaq dalam bicara yang implikasinya berimbas kemana-mana. Bisa jadi akhlaq yang buruk dapat mengakibatkan akidah kita tidak bersih lagi;
Nauudzubillah, jangan-jangan sesembahan kita bukan lagi Allah Maha Penyayang tapi tuhan kita adalah keasyikan dalam mencaci pihak lain dan mengklaim diri paling suci ?!
Nauudzubillah, jangan-jangan sesembahan kita bukan lagi Allah Maha Penyayang tapi tuhan kita adalah kesemangatan menelikung atau menggunting dalam lipatan kepada sodara seagama yang lain faham dengan kita.
Kesimpulan dari uraian ini adalah ; mari kita berdoa dan berjuang untuk jihad ilmiyah dengan menggali kembali nilai-nilai qur’an sehingga seluruh aspek kehidupan kita benar-benar qur’any sehingga kita menciptakan masyarakat madani dibawah naungan ridlo Ilahy.Aamiin !

Tidak ada komentar: