Minggu, 05 Juli 2009

Khutbah jum'at di Jakarta

بسم الله الرحمن الرحيم

ihsan tentang

الحمد لله رب العلمين ,جعلنــــا من الشـــاكرين , فبشكرنــا إن شــاء الله من المهتديـــن , أشهد أن لا إله إلا الله خالقنا اجمعــــين , وأشهد أن محمدا عبده بن عبده هو من المرسلـين ,الهــم صل علئ محمد وآ ل محمد , و أصحــــابه الميــامين المنتجبــــين. أما بعد . فيـــا عبــــاد الله : أوصيكم بتقو الله فقد فـــــــــا ز المتقون ! فقــــــال الله تــــــــــــــــــــعالئ

:و أنفقــوا في سبيــل الله ولا تلقــوا بأ يد يــكم إلـــى التهلكة وأحسنــوا إن الله يحب المحسنــين

195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

البقرة 195

134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

ال عمران 134

Hadirin Jama’ah shalat jum’at yang dirahmati Allah !

Alhamdulillah, dalam suasana zaman dipenuhi debu-debu polusi kekufuran atas nikmat Allah, semoga kita masih diizinkan Allah menjadi hamba-hambaNya yang bersyukur. Maka, kesyukuran ini pun harus bisa kita syukuri. Betapa banyak beberapa kasus kehidupan yang ada saat ini adalah karena tiadanya kesyukuran dengan apresiasi ihsan manusia terhadap apa yang telah Allah hadirkan.

Kita pun tiada lupa menghaturkan shalawat serta salam kepada Nabi Kita Muhammad Saw serta keluarga dan sahabat-sahabat pilihannya yang telah Allah pilihkan untuk mengajari kita bagaimana mengapresiasi kehidupan ini dengan rasa syukur yang dalam serta melalui realita amal nyata .

Hadirin yang dirahmati Allah !

Kalau boleh berilustrasi sebagai analogi atas kehidupan kita ini, maka bayangkan ada seorang sahabat yang datang dari jauh menjumpai sahabatnya yang kebetulan terdesak mau meninggalkan rumahnya. Karena sudah seperti sodara, maka sang pribumi berani menitipkan rumah dan segala isinya kepada sahabat yang baru datang itu. Sebelum pergi ia minta maaf dan berjanji akan segera kembali melepas rindu, lalu memberi petunjuk tentang rumah itu. Memberi perintah kapan menyalakan alat-alat tertentu dan kapan memadamkan. Memberi anjuran kapan menggunakan ruangan tertentu dan bagaimana menggunakan semua yang ada. Juga memberi warning, wanti-wanti atau peringatan bahwa ada barang-barang yang harus extra hati-hati menjaganya. Juga memberi peringatan bahwa tidak semua yang datang ke rumahnya adalah berniat baik. Setelah si tuan rumah pergi meninggalkan sahabat lama dalam rumahnya, tinggal terserah kepada si sahabat, ia akan selamat jika patuh pada petunjuk sahabatnya itu. Deus dengan demikian, sebenarnya kalimat al-amru bil ma’ruf atau perintah kepada kebajikan dan an-nahyu ‘anil munkar atau larangan dari kemungkaran, bukanlah sesuatu yang harus dianggap berat, tapi sesuatu yang memang kita butuhkan dari Allah yang menjadikan kita khalifah atau wakil Allah untuk sementara belajar menjaga dan memakmurkan rumah dunia kita ini.

Hadirin yang dirahmati Allah !

Dalam sebuah hadits yang agak panjang, diriwayatkan bahwa jibril menyamar menjadi orang asing dan tiba-tiba duduk merapatkan lututnya dengan lutut Rasul lalu terjadilah dialog yang ringan tapi cukup membingungkan para sahabat yang saat itu mungkin Allah sedang melatih bagaimana semestinya seorang mukmin mengatur persepsinya terhadap segala apa yang Allah hadirkan baginya. Jibril dan Rasul bersosio drama dalam mendidik umat saat itu, mereka berdialog seputar apa itu Islam. Apa itu Iman lalu terakhir tentang apa itu IHSAN,

Hadirin, tentang iman dan islam kita mungkin sudah sering dan semoga sanggup mengamalkannya, namun ternyata dalam beragama tidak berhenti hingga sampai disitu. Kita dibimbing bagaimana berkeyakinan dan beribadah yang baik dengan cara Ihsan. Dalam dialog tersebut Rasul memberi batasan makna terminologi ihsan dengan ungkapan :

أن تعبد الله كأنـــك تـــراه وإن لم تكن تراه فإن الله يرا ك

Artinya kurang lebih :

“hendaknya engkau menyembah Allah dengan perasaan penuh seakan-akan Allah melihatmu, jika memang engkau tak melihatnya, setidaknya sadarilah sepenuhmya bahwa Allah memperhatikanmu !”

Dari hal diatas, maka bisa kita fahami bahwa perasaan dimonitor terus oleh kamera kasih sayang Allah adalah suatu yang bisa melahirkan apresiasi dan persepsi atau cara pandang positif terhadap apa saja yang Allah hadirkan untuk kita. Orang yang memiliki positif thinking maka akan melahirkan positif tingkah, atau tindakan yang baik. Maka, orang yang positif dalam semua gerak juangnya akan bisa banyak memberikan konstribusi Ihsan atau kebajikan untuk selainnya. Rasulullah SAWW bersabda :

خيــــر النــــا س أحسنهم خلقــا و أنفعهــم للنــــا س

Artinya kurang lebih

“ Bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling baik Akhlaqnya ( interaksi sosialnya ) dan paling banyak manfaatnya ( konstribusinya ) untuk manusia lain “

Hadirin yang dirahmati Allah.

Jika ada diantara manusia yang memiliki persepsi bahwa hidup ini hanya main-main saja, maka itu sah-sah saja, sebagaimana Allah berfirman :

إنمــاالحيــــاة لعب و لهو

“Bahwa hidup itu hanyalah permaian yang membuat lalai saja “,

dan kemudian kita pun diberi opsi atau ikhtiyar atau pilihan hidup, mau pilih partai apa, mau pilih madzhab mana, mau pilih agama apa bahkan keterlaluan jika ada yang merebut hak Tuhan dengan mengatas namakan agama lalu mekavling-kavling surga dan neraka serta memaksa manusia, padahal Allah memberi kebebasan dengan ungkapan, “ Man syaa fal yu’min man syaa fal yakfur !” Yang mau iman silahkan beriman , yang mau kafir silahkan kafir. Namun, karena Rahmat Allah meliputi segala sesuatu, maka Allah kasih bocoran rahasia dari role of the game atau aturan main di panggung kehidupan ini. Allah hadirkan Agama sebagai petunjuk pelaksanaannya yang menerangkan bahwa ada bonus besar bagi yang mengejar ridlo-Nya dan ada sangsi berat kartu kuning kartu merah bagi yang melanggar aturan main-Nya.

Hadirin yang dirahmati Allah. Rambu-rambu Allah berupa perintah belok kanan atau larangan belok kiri ini bisa kita laksanakan jika al-ihsan atau perasaan bahwa kamera kasih sayang Allah selalu memonitor kita. Sebagai contoh kita fahami ayat البقرة 195

و أنفقــوا في سبيــل الله Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, disini ada perintah agar kita manfaatkan harta dengan baik dan lampu hijau pembolehan kita membelanjakan harta kita untuk apa saja asal di jalan yang Allah ridloi, dalam bisnis yang tidak keluar dari koredor syareat, tapi… ولا تلقــوا بأ يد يــكم إلـــى التهلكة dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, artinya kita dilarang belanja barang yang bisa merusak diri kita, atau dilarang kita berbisnis yang malah akan merusak perekonomian kita sendiri, jadi harus bagaimana ?

إن الله يحب المحسنــين وأحسنــوا

dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Artinya berbisnislah atau belanjakanlah harta kita dengan Ihsan, dengan hadirnya perasaan bahwa Allah senantiasa memantau , memonitor kita!

Akhirnya mari kita berdoa semoga kita segera bergerak menuju ridloNya dengan menjalankan iman Islam dan ihsan yang telah Allah bimbingkan melalui NabiNya sehingga kita tergolong mereka yang mendapat hidayah dan meraih kemenangan iman, islam dan Ihsan, Aamiin Ya rabbal ‘alamiin !

بـــارك الله لي ولكم بالقرآن العظيــم ونفعني و إيــكم تلاوته بمـــافيــه من الايــات و زكرالحكيم

khutbah II

الحمد لله حمدا كمـــا أمر ,و لعن لمن أنكر و كفر , و غفر لمن آمن و شكر , أشهد أن لا إله إلا الله ربنــا الغفـــار , وأشهد أن محمدا عبده و رسوله المختـــار ,الهــم صل علئ محمد وآ له الأطهــــار , و أصحــــابه الأخيــــار. أما بعد . فيـــا عبــــاد الله : أوصيكم بتقو الله فقد فـــــــــا ز المتقون ! فقــــــال الله تــــــــــــــــــــعالئ :

هل جــزاء الإحســـــا ن إلا الإحســــــــــــــــــــــــــــا ن yang artinya

60. Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)

Hadirin yang dirahmati Allah ! dalam surat الرحمن ayat 60 tsb memberi kita pemahaman bahwa nature law atau sunnatullah yang Allah hadirkan untuk kita bagi sesiapa yang tiada ada keraguan untuk mengukuhkan keislaman dan keimanannya dengan nilai ihsan yang dalam. Ibarat bola yang mental kembali jika dilempar ke dinding, ibarat suara yang menggema dan kembali ke telinga, maka tidak ada ragu, bahwa kebajikan akan terbalas kebajikan bahkan berlipat ganda balasannya.

Jama’ah yang dimuliakan Allah !

Jika ada yang mempertanyakan tentang keberhasilan apa dari seseorang yang telah iman dan islam setelah melihat ternyata tidak ada pengaruh apa-apa baginya. Ia yang rajin ke Mesjid, tapi tidak ada cahaya wajah ramah keislaman . Ia yang rajin puasa dan naik haji, tapi rajin pula korupsi.? Maka jawaban atas ini semua akan kita temukan jika kita tahu apakah ia beislam dan beriman secara ihsan atau sebatas status sosial sebagaimana kaum munafiq yang bersembunyi di madinah dengan jubah kesalehan yang di dalamnya tersembunyi belati iri dengki terhadap Naby, di dalam jubahnya ada pisau dendam terhadap kegemilangan Islam.

Tapi jika ia berislam dan beriman dengan sepenuh ihsan, merasa bahwa ada tatapan sayang dari Yang Maha Rahman yang menjaganya dari ketergelinciran, maka akan kita dapatkan ia sebenar-benar mukmin dan muslim. Hadirin, kata MASJID dari akar kata sajada yasjudu, arti nya ta’at. Maka, seorang muslim,mukmin yang muhsin, akan mengartikan KULLU ARDI MASJIDUN dengan arti bahwa dimanapun berada ia harus tunduk dan patuh dengan penuh cinta kepada Allah al waduud. Hatinya akan cepat menangkap sinyal ayat lafdiyah dan kauniyah tentang mana yang baik dan mana yang buruk yang Allah bisikkan dalam taman hatinya. Tanpa menunggu fatwa dari berbagai ulama, si muslim mukmin yang benar-benar muhsin akan menerima sinyal rambu-rambu itu dengan sukacita, bukan menolaknya dengan memutar ayat sebagai justifikasi pembelaan diri untuk berlari dari sinyal cahaya cinta Ilahy !

Kesimpulannya, hadirin yang dimuliakan Allah, mari sama-sama , setahap demi setahap, naik kelas dari sekedar mengaku muslim mukmin, menjadi seorang yang benar-benar muslim mukmin dengan cara berihsan, atau sadar bahwa Allah senantiasa bersama kita. Aamin ya rabbal alamiin ! Sebagaimana sering disampaikan khotib dalam tiap akhir khutbahnya yakni :

عبــاد الله ! إن الله يأمركم بالعدل و الإحســـان وإيتاء ذىالقربى واليتـــامى, وينهاكم عـن الفهشـــاء والمنكر والبغى ,يعظكم لعلكم تذكرون . فاستغفروه إنه هوالغفور الرحيم .


Tidak ada komentar: